Terkadang aku selalu menyalahkan diriku sendiri, untuk apa
aku selalu memikirkanmu? Untuk apa aku mengharapkanmu?
Jika semua harapan itu di hempaskan begitu saja terbang
bersama angin..
Apa semua perasaan ini semakin lama akan semakin sirna
seiring semua harapan yg telah terhempas itu?
Adakah harapan itu kembali dan memberi tahuku bahwa masih
ada sisa kebahagiaan yg akan aku dapatkan dari itu?
Oh tuhann..
Jika aku bisa meminta dan bertemu langsung denganmu yg aku
mohon hanya satu, tolong berikanlah kesadaran kepada dirinya bahwa disini ada
yg menunggunya..
Semua harapan ku itu semata-mata aku ingin bahagia
bersamamu, bukan derita, luka, ataupun duka..
Semua tenaga ku terkuras habis hanya krna memikirkanmu..
Apa aku terlalu bodoh? Aku berharap besar kau juga
memikirkan ku. Tapi apa kau sama sepertiku? Sepertinya tidak. Kau hanya bisa
membuat ku lemah, lemah akan pertahanan ku yg masih saja terus ingin
memikirkanmu, walaupun aku sendiri tau kamu tak akan sedikit pun merindukan ku
seperti dulu..
Rindu ini semakin merajahi pikiran dan otakku, aku sama sekali
tak bisa menghentikan ini semua..
Apa kau tak mau sebentar saja ada di hadapan nyata ku?
Sampai kapan aku bermimpi bertemu sosok mu? Apa tidak bisa
di kehidupan nyata?
Biarkanlaaah aku bahagia sebentar setidak nya aku
beristirahat untuk terluka..
Walau hanya sebentar..
Tapi apa mungkin?
Mungkin kah?
Ohh, sudah sudah! Aku sudah mencoba untuk tidak mengingat bait nama mu itu, semua tentang mu
, tentang kita dulu. Tidak!
Aku hanya ingin kamu mengerti bahwa ada makhluk tuhan yg
sangat rapuh dan lemah yg merindukanmu , itu saja.